Bahasan Jadul, VB 6 kan tidak OOP, kenapa dibuat class diagram dalam skripsinya ?


Suatu hari seorang mantan murid mengontak, katanya skripsinya dibuat dengan vb6. aplikasi ini sebenarnya bukan tujuan skripsi, tapi alat bantu analisa karena dia buat skripsi berupa analisa terhadap 2 metode (perbandingan). Wah, ndak terasa, dulu murid sekarang sudah mau sarjana pula. Ada hal yang menggelitik saja waktu dia curhat tentang tingkah dosen pembimbingnya yang kebetulan juga ka-prodi TI disana. dan pembimbing 2 nya yang calon mahasiswa s3. Sedari awal dia sudah dihalangi oleh dosennya mengenai judul tersebut, logika simpelnya saya lihat karena bahasannya tidak dikenali oleh dosennya, alias materi yang tidak pernah dibahas dikampus itu, baik secara formal maupun diskusi/seminar.
Nah, sejak dari proposal hingga sekarang (menjelang pendaftaran ujian) ada aja yang ditolak oleh dosennya tanpa solusi, bahkan teknik perhitungan matematika sederhana saja harus ada dasar bukunya, ya saya bilang arahkan aja referensi ke buku matematika sd kelas 4. hingga akhirnya sampaikan dipenghujung perjalanannya. muncul pertanyaan dari dosennya, begini :
1. kamu mengerti UML ?., jawab : gak juga sih pak, belajar dari ebook aja.
2. UML kamu itu salah, use casenya kok gak ada garis panahnya?, ini yang garis putus-putus buat apa ?. include atau extend ?. jawab : wah gak tau pak, saya liat contohnya gak pakai panah. nanti saya perbaiki lagi.
3. class diagram juga salah, ini sequence diagramnya kurang menjelaskan. activity diagramnya mana ?.
jawab : anu pak, saya perbaiki lagi.
minggu depannya, melapor lagi lah si MHS ini,
pak, saya pikir karna saya kurang paham UML dibuang aja lah pak, yang flow chart kan sudah menjelaskan alur programnya sehingga bisa menyampaikan analisanya bahwa logikanya sudah benar seperti sumber buku.
dosennya menjawab, kalau UML yang dibuang kamu mau pakai apa lagi yang sejenis ini.
minggu depannya si MHS benar2 belajar dan membuat UML dengan benar. banyak fakta yang diungkapkan bahwa anggapan dosennya usecase harus pakai panah semua tidak ditemukan dasar bukunya. dan seterusnya, pokoknya beres lah. dosennya bertanya lagi : menurut kamu vb itu aplikasi OOP apa bukan ?. jawab : setau saya bukan pak ?. langsung dosennya bilang : trus kenapa kamu pakai UML untuk menjelaskan sistemnya ?.
nah, bingung deh.
si MHS curhat gitu dengan saya. mana deadline udah lewat 3 hari, hopeless lah pokoknya.
saya dulu pernah setahun jadi dosen. 4 tahun jadi guru SMK. di SMK sering juga membimbing sidang tugas akhir angkatan siswa, biasanya sebelum naik kelas XII atau pas awal kelas XII sudah digelar. tapi saya pikir dosen ini berlebihan plintat plintutnya.
mungkin tu pengen dihargai, dituruti kemauannya, tapi kenyataannya kemauannya gak jelas. setahu saya VB6 tidak memenuhi kriteria OOP, tapi VB.Net sudah termasuk aplikasi OOP. kemudian, UML dalam buku UML for java programmers book, dinyatakan disana bahwa jika anda merasa perlu silahkan buat UML kemudian hapus lagi karna GAK PENTING. manfaatnya adalah untuk kerjasama tim. factor komunikasi sehingga semua tim bekerja sesuai dengan porsinya. UML justru akan bikin pusing ketika kita melanjutkan ke post yang lain. Sedangkan dalam konteks UML dengan VB6, menurut saya kalau untuk sekedar menjelaskan aliran yang terjadi dalam beberapa sisi, tidak masalah dibuatkan UML. maksudnya tidak perlu dilakukan pembuktikan apakah class X itu benar-benar ditulis sebagai program disana atau hanya berupa sebuah function atau sub tertentu saja. atau malah minta dibuktikan kalau class X itu OOP atau tidak. ini berkaitan dengan judul skripsinya berupa analisa. bukan membuat sisfo atau apa lah.
Boleh saja dosen menuntut kualitas dari MHSnya, tapi paling penting bahwa mereka MHS itu sudah bayar untuk dibimbing, jadi harusnya dosen membimbing untuk mencarikan solusinya, bukan digantung atau disalahkan kemudian tidak memberi solusi.
Dari MHS tersebut, ada skill yang tidak ada dalam mata kuliah tapi merupakan sebuah habits yang seharusnya terbangun selama kuliah. skill tersebut adalah berdebat/diskusi dan pandai-pandai bersikap. harus dimaklumi bahwa dosen 1 orang, dan mahasiswa yang membutuhkannya banyak. relasi 1 ke banyak ini mengangkat posisi dosennya tersebut. kita tidak tahu apakah sebelum mhs tsb jumpa dengan si dosen, dia lagi emosi, pusing stress atau lagi santai. makanya pandai-pandai menganalisa segala hal.
dan terakhir menurut saya focus dalam menjalani misi. misi mhs tersebut adalah lulus ujian, harusnya terus focus dan mencari celah untuk bisa lulus.

Leave a comment